Minggu, 27 Desember 2009

Keos! Pemerintah Terlalu Berkonsentrasi pada Urusan Politik


Beberapa hari terakhir ini cak sandhi mencoba aktif mengikuti perkembangan dunia politik dan ekonomi di Indonesia, sekedar iseng dan nambah wawasan. Sekaligus agar punya topik yang bisa di sharing dengan sobat blogger. Rupanya Boom!!, ironis atau mungkin Chaos (kacau) kata yang tepat untuk mengekspresikan perkembangan dunia politik dan ekonomi di indonesia.

Trend yang ada sekarang pemerintah terlalu berkonsentrasi pada urusan politik. Padahal, tantangan terbesar selama beberapa tahun ke depan adalah bagaimana mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang optimal sehingga Indonesia bisa menjadi salah satu negara utama tujuan investasi. Terlalu concern pada urusan ekonomi saja sudah dipandang kurang tepat, apalagi politik. Pada awalnya barang kali terlihat sangat bagus bahwa pemerintah berupaya menjunjung tinggi supremasi hukum untuk memberantas korupsi di Indonesia yang tidak lain adalah untuk menyelamatkan kekayaan negara dan berujung pada peningkatan laju ekonomi. Bolehlah tiap tahun diadakan peringatan hari anti korupsi. tapi kini sungguh ironis, peringatan hari Anti Korupsi sudah tidak ada gunanya!. Semua permasalahan korupsi telah diskenariokan memasuki wilayah politik.

Tak heran jika pemerintah hanya akan berani mematok target pertumbuhan ekonomi 2010 sebesar 5-5,5 persen yang tanpa kerja keras pun, pertumbuhan ekonomi sebesar itu juga mudah dicapai. Ini adalah pernyataan ekonom, faisal basri yang didukung oleh pernyataan residen Direktur Fortis Invesments—salah satu perusahaan pengelola reksa dana terbesar di Indonesia—Eko P Pratomo.

Mengapa hanya sebesar 5-5,5 persen? menurut cak sandhi wajar saja karena pemerintah terus-terusan sibuk dengan urusan politik saja, atau juga karena rendahnya keinginan pemerintah untuk segera menyelesaikan persoalan hukum yang belakangan ini berkembang. Keinginan yang rendah menyelesaikan persoalan hukum itu, antara lain, tampak dari berlarut-larutnya kasus Bank Century.

Padahal, menurut beberapa pakar ekonomi nasional dan internasional, Indonesia berpotensi untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen pada tahun 2010, 7 persen pada tahun 2011, dan seterusnya.

Potensi itu, antara lain, ditopang besarnya konsumsi domestik, meningkatnya minat investasi ke Indonesia, serta membaiknya laju ekspor komoditas Indonesia.ekonomi bisa tumbuh lebih tinggi daripada perkiraan pemerintah karena kondisi ekspor-impor di negara lain mulai pulih. Perdagangan dunia bisa mendongkrak ekspor Indonesia.

Indonesia seharusnya tidak cepat berpuas diri dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap positif pada tahun 2009 pada saat negara lain didera krisis sehingga mengalami pertumbuhan negatif. Sebab, negara dengan pertumbuhan negatif justru kini telah melampaui Indonesia, misalnya Jepang, yang sudah pulih dari pertumbuhan negatif menjadi positif 4,8 persen.

Jika ingin laju pertumbukan ekonomi di atas 6 persen paling tidak pemerintah harus mempersiapkan beberapa hal berikut :
  • Pemberdayaan SDM dalam negeri, sebab selain harganya murah namun kualitasnya kini tidak kalah dibandingkan dengan SDM asing. Lagipula tahapan pembangunan pada tahun-tahun sebelumnya yang menitik beratkan pada peningatan kualitas SDM akan tidak ada gunanya dan sulit dinilai jika tidak diikuti kebijakan pembangunan berupa pemberdayaan SDM dalam negeri.
  • pembangunan dan perbaikan infrastruktur. Sebab, pembangunan infrastruktur akan memberikan banyak efek lanjutan, seperti terbukanya lapangan pekerjaan, meningkatkan daya beli, dan meningkatkan minat investasi di sektor riil.
  • Menggalang investasi asing karena investasi domestik tidak cukup.
  • Mendorong investasi ke arah penyediaan infrastruktur, seperti jalan dan pembangkit listrik. Sektor otomotif juga diyakini bisa menjadi lokomotif penggerak untuk memecahkan masalah pengangguran.
Sungguh Indahnya Berbagi

0 komentar:

Posting Komentar

Tu comentario será moderado la primera vez que lo hagas al igual que si incluyes enlaces. A partir de ahi no ser necesario si usas los mismos datos y mantienes la cordura. No se publicarán insultos, difamaciones o faltas de respeto hacia los lectores y comentaristas de este blog.